Sabtu, 08 Agustus 2015

Danau Unik serta Langka, Mempunyai Laut di Dasarnya

Jauh di pedalaman Kalimantan Timur sana, terbentanglah Danau Labuan Cermin. Danau bening ini istimewa lantaran mempunyai laut di dasarnya. Laut di basic danau? Benar, danau ini mempunyai aliran air asin yang cuma ada dibagian bawah danau.

Labuan Cermin terdapat di Kecamatan Biduk-biduk, Kalimantan Timur. Bila dipandang di peta, letaknya pas
original:
tepat
suggestion:
di punggung hidung Kalimantan. Tempat ini dapat ditempuh dalam tiga jam perjalanan laut dari Derawan.

Sisi atas Danau Labuan Cermin diisi air tawar seperti danau biasanya. Tetapi sebagian mtr. di bawahnya ada aliran air asin. Anehnya, ke-2 type air ini tak tercampur. Dengan cara kasat mata bisa dipandang bahwa air laut serta air tawar dipisahkan oleh susunan sama awan.

Belum ada yang lakukan riset di daerah ini hingga terbentuknya fenomena ini masih tetap jadi misteri.

Susunan keruh berwarna putih itu disangka hasil pembusukan organisme basic labuhan yang terjebak serta tidak dapat pergi. Dua type air di danau ini dapat mendatangkan organisme dari dua dunia. Ikan air tawar hidup di permukaan, sedang ikan air laut dapat diketemukan di basic danau.

Waktu saya ke sana, kebetulan susunan air tawar tengah tidak tebal. Awak kapal menyelam serta pernah mencicipi air asin di kedalaman seputar dua mtr.. Rupanya ketebalan susunan air tawar serta air asin dapat beralih sesuai sama pasang-surut air laut.

Danau mungil ini dikelilingi rimba serta ada tebing menjulang tinggi di salah satu sisinya. Sembari berenang kami disajikan musik rimba — nada burung serta serangga. Tidak mengherankan bila danau ini dinamakan Labuan Cermin : airnya jernih sekali hingga orang dapat bercermin di atasnya. Arus di sebagian tempat cukup kuat serta gampang menyeret orang yang tidak dapat berenang.

Untuk menuju tempat ini kami mesti menumpang sampan nelayan serta melalui perjalanan sepanjang 15 menit, menembus semak bakau serta rimba. Rimba itu masih tetap ditempati aneka binatang liar seperti monyet, bekantan, berang-berang serta beruang madu.

Lantaran jaraknya cukup jauh dari kota, tidak sering atau nyaris tak ada turis yang bertandang kesini. Tempat ini cuma di kenal oleh beberapa orang lokal dari seputar daerah itu. Sarana serta prasarana juga masih tetap seadanya. Tempat kami bermalam yaitu suatu Pusat Info Nelayan (PIN) binaan The Nature Conservancy, instansi pegiat pelestarian lingkungan yang mengundang saya berkunjung ke tempat ini.

PIN berupa rumah panggung di pinggir muara suatu sungai, cuma sebagian ratus mtr. dari laut. Rumah itu mempunyai sejenis dermaga kecil tempat menambatkan perahu. Sungai di depan PIN berair payau. Kandungan keasinannya bergantung pada pasang-surut air laut. Saat laut surut, sungai beralih jadi sangatlah jernih hingga dasarnya bisa dipandang dengan terang.

Dari teras kita dapat lihat ikan berseliweran. Ardi, anak nelayan yang sukai bermain di PIN menuturkan pada kami beberapa jenis ikan itu. Ada ikan yang banyak durinya, ada ikan yang menyengat serta ikan yang bertubuh pipih panjang. Tidak cuma dikunjungi oleh beberapa nelayan, PIN juga jadi tempat berkumpul anak-anak nelayan yang akan melihat film perihal kehidupan laut atau membaca koleksi perpustakaan.

Hari mulai gelap waktu sebagian nelayan pergi melaut. Mengenai kami menggunakan malam dengan minum kopi di teras serta memandang air sungai serta bln. hampir purnama. Situasi damai yang tidak dapat didapati di kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar